rupa seni

ruang_resah_gelisah

Selasa, 08 September 2009

FOCUS


SLR Camera SLR = Single Lens Reflex

SLR merupakan tipe kamera yang menggunakan cermin diletakan antara lensa dan film/sensor untuk memproyeksikan gambar. Cermin ini berguna agar pengguna kamera melihat apa yang ditangkap oleh lensa. Sehingga apa yang diintip melalui viewfinder, akan sama dengan apa yang nanti akan ditangkap oleh film/sensor. Terutama area serta fokus gambar yang diambil.
Konsep SLR dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar yang ditangkap oleh lensa (1) kemudian dipantulkan oleh cermin(2) dan kemudian diproyeksikan sehingga sampai ke lensa yang dekat dengan mata pengguna kamera ( 8 ) melalui matte focusing screen(5), lensa(6), pentaprism(7). Pada saat pengambilan gambar, maka cermin(2) akan bergerak (lihat arah panahnya) dan focal plane shutter(3) membuka sehingga gambar dapat diproyeksikan ke film/lensa(4).
Arsitektur seperti inilah yang membuat kamera SLR butuh lebih mengeluarkan kocek.
Pada intinya, kelebihan kamera SLR dibanding kamera lainnya (terutama compact/pocket camera) adalah tampilan di viewfinder. Hal ini penting karena:
- WYSIWYG (apa yang dilihat di viewfinder sama dengan yang akan ditangkap sensor/film)
-Pengguna dapat lebih fokus untuk melakukan framing area gambar yang akan diambil
-Konsentrasi serta fokus dapat lebih ditingkatkan
-Meminimalisir shaking. Pada kamera pocket, pengguna dapat melihat apa yang akan difoto pada LCD screennya, shaking dapat terjadi karena hanya lengan yang tidak kuat. Jika kita melihat menggunakan viewfinder, tumpuan dapat lebih dilakukan oleh kedua tangan dan kepala (lihat tutorial cara memegang kamera)
So ... silahkan berfikir untuk berpindah dari pocket camera ke SLR, tapi harganya men ga nahan hehehe


Ket : Perhatikan ketiga foto diatas, yang pertama kekurangan cahaya atau biasa disebut 'under' dan yang ketiga kelebihan cahaya sehingga kehilangan detail biasa disebut 'over'


Tips : Kelebihan dan kekurangan cahaya bila dimanfaatkan dengan baik maka akan sangat luar biasa hasilnya walaupun memang sulit





Ket : Arah datangnya cahaya sangat variatif dan menimbulkan efek yang berbeda-beda.
Tips : Kenalilah cahaya dan eksplorasi imajinasi cahaya anda.. saya sediakan ruang kosong pada contoh diatas untuk anda isi dengan kreatifitas cahaya anda sendiri.. Sekarang mari kita 'berburu cahaya'



CARA MEMEGANG KAMERA YAN SALAH
Ket : memegang kamera dengan cara seperti sangat tidak efisien karena mengurangi keleluasaan dalam mengontrol kamera

CARA MEMEGANG KAMERA YANG BENAR
Memegang kamera seringkali dianggap sebagai hal sepele. Maka hal ini seringkali luput dari perhatian. Hal ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kebiasaan, pemotret yang memotret dengan cara tidak benar akan menuai berbagai kerugian, antara lain :

-Tidak bisa melakukan pemfokusan secara leluasa.
-Sulit mengubah selector diafragma dan kecepatan
-Tidak bisa dengan mudah menekan tombol pelepas rana kamera
-Memperbesar timbulnya kegoyangan saat menekan tombol pelepas rana kamera.
-Kehilangan moment2 penting.

Ket : Gunakan tangan kanan untuk mengontrol shutter release dan gunakan tangan kiri untuk memutar ring fokus dan perubahan focal length sekaligus menstabilkan kamera.

Ket : bandingkan kedua foto diatas, foto disebelah kiri tidak fokus dan yang kanan adalah foto yang fokus. Focusing adalah salah satu hal wajib di dunia fotografi ( tp pada beberapa kasus kita bisa lari dari aturan ini ). Maka lakukan pemutaran ring focus dengan tepat. Tips : Berhati-hatilah untuk melakukan pemfokusan pada bukaan besar(angka f kecil) karena ruang tajamnya sangat sempit..lari sedikit saja maka bisa ruwet urusannya.

Aperture
· Aperture mendefinisikan besarnya bukaan diafragma sebuah lensa . Gunanya untuk mengontrol cahaya yang masuk ke sensor pada kamera lewat bukaan pada lensa . Perhatikan ilustrasi lensa berikut :
· Dari bukaan paling besar ( f/1.4 ) sampai bukaan paling kecil ( f/16 ) atas mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam lensa . Perhatikan bukaan lensa di tengah-tengah ! makin besar nilai f-nya , makin kecil diameter / diafragmanya dan sebaliknya . Notasi pembagi “/” pada nilai f , mgkn untuk mempermudah pemahaman user bahwa semakin besar nilai pembagi (1.4 , 2.8 , … dst ) semakin kecil hasilnya / bukaan lensa . Meski pada Nikon , notasi yang umum digunakan adalah menggunakan F besar dan tanpa pembagi “/” misalnya F1.4 , F2.8 , … dst . Ga usah bingung , cukup ingat-ingat saja angka-angkanya dan ingat ketentuan diatas (tebal) . Di fotografi , memang banyak notasi / istilah yang berbeda antar satu vendor dengan vendor lain . Biasalah .. mgkn urusan marketing .
· Bagaimana mendapatkan angka-angka seperti itu ? masih ingat rumus matematika untuk menghitung luas sebuah lingkaran ? untuk membagi luas menjadi setengah dari sebelumnya maka harus dibagi dengan akar pangkat 2 ( 1.41421356 ) .
· misal ( dibulatkan ) :Bukaan maksimal = 1Bukaan 1/2 maksimal = 1 * 1/1.4 = 1/1.4Bukaan 1/4 maksimal = 1/1.4 * 1/1.4 = 1/2.8Bukaan 1/8 maksimal = 1/2.8 * 1/1.4 = 1/4.0Bukaan 1/16 maksimal = 1/4.0 * 1/1.4 = 1/5.6dst ..
·Lalu kita bisa menghitung nilai aperture selanjutnya : f/1.4 , f/2.8 , f/4.0 , f/5.6 , f/8 , f/11 , f/16 , f/22 , f32 … Pengaturan aperture dari f/1.4 ke f/2.8 akan membuat cahaya berkurang setengah dari sebelumnya karena memang diameternya mengecil menjadi setengah .
·Pengurangan banyaknya cahaya masuk menjadi setengahnya dikenal juga sebagai turun 1 stop . Misal perubahan dari f/5.6 ke f/8 adalah turun 1 stop dan f/5.6 ke f/11 adalah turun 2 stop . Pada arah sebaliknya justru akan menambah banyaknya cahaya yang masuk , dikenal juga sebagai menaikan stop . Istilah stop ini lebih sering digunakan dalam fotografi ketimbang bicara angka-angka diatas . “Eh .. ini imagenya aga underexpose , coba naikkan 2 stop !!” , ya kira-kira gitu deh
·Biasanya pada kamera , pengurangan cahaya menjadi setengah sebelumnya masih dianggap terlalu besar , karena itu untuk kontrol yang lebih presisi ada konfigurasi untuk membagi-bagi nilai aperture menjadi lebih kecil ke 2 atau 3 bagian . Misal untuk setting 3 bagian dimulai dari f/2.8 , maka urutannya menjadi f/2.8 , f/3.2 , f/3.5 , f/5.6 , f/6.3 , f/7.1 , f/8 … dst . Sama halnya diatas , perubahan dari f/3.2 ke f/6.3 adalah turun 1 stop .
· Kegunaan , kaitannya dengan exposure
· Seperti yang saya bilang diatas , untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa ke sensor kamera . Cahaya adalah unsur penting dalam fotografi . Terlalu banyak cahaya yang lewat akan membuat foto menjadi terlalu terang (overexposure) dan sebaliknya jika terlalu sedikit akan membuat foto menjadi gelap (underexposure) . Konsep mengatur cahaya ini dikenal juga sebagai Exposure . Aperture hanya SALAH SATU dari tiga elemen penting lainya dalam pengaturan exposure yaitu Shutter Speed dan ISO/ASA . Shutter Speed , mengatur durasi waktu untuk merekam cahaya . Semakin lama durasinya semakin banyak cahaya yang direkam dan sebaliknya . ISO / ASA adalah tingkat sensitivitas pada sensor / film dalam merekam cahaya . Semakin tinggi nilai ISO , semakin banyak cahaya yang dapat terekam oleh sensor .
·Saya akan coba membahas dua elemen lainya pada kesempatan berikutnya . Stay Tuned !!!
Shutter
· a.k.a Kecepatan Rana dalam bahasa indonesia . Shutter adalah semacam layer yang menutup sensor . Pada waktu kita men-jepret , Shutter ini akan terbuka selama bbrp waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya yang masuk melalui lensa . Durasi pembukaan shutter inilah yang dikenal sebagai Shutter Speed . Logikanya , semakin lama shutter dibuka akan semakin banyak cahaya yang masuk . Dan sebaliknya semakin cepat shutter dibuka maka makin sedikit cahaya yang terekam .
· Satuannya detik . Satuannya lebih mudah dipahami ketimbang satuan Aperture . Untuk mengurangi banyaknya cahaya yang masuk menjadi setengah sebelumnya (-1 stop ), waktu Shutter Speed tinggal di bagi 2 . Dan sebaliknya , untuk menambah cahaya menjadi 2x sebelumnya ( +1 stop ) tinggal di kalikan 2 . Pada kamera Nikon D50 , nilai Shutter Speed yang dapat digunakan pada kamera adalah 60 , 32 , 16 , 8 , 4 , 2 , 1s , 1/2 , 1/4 , 1/8 , 1/16 , 1/32 , 1/64 , 1/125 , 1/250 , 1/500 , 1/1000 , 1/2000 , 1/4000 . 1/4000 . Range nilai Shutter Speed pada kamera tipe/merk lain kurang lebih sama . Pada beberapa kamera pro , kecepatannya bisa sampai 1/8000s . Cukup cepat untuk memotret peluru yang melesat !!
·Slow Shutter Speed
·Teknis dengan menggunakan shutter speed yang rendah ( nilai besar ) . Biasa digunakan pada kondisi kurang cahaya , shutter dibuka lebiiih lama agar kamera dapat mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yg kita inginkan . Jika kita memotret suatu scene dengan beberapa obyek yang bergerak , akan menghasilkan sebuah efek baru yang keren .Misal memotret lalu lintas di malam hari menimbulkan efek “jalur cahaya” / lightrail . Lampu dari mobil2 yang berseliweran direkam dalam sensor
·Slow speed juga bisa menimbulkan kesan dinamis pada foto kita . Seperti pada foto air dibawah . Foto ini aga tricky karena diambil pada siang hari dimana masih banyak cahaya . Triknya adalah kita mengurangi cahaya yang masuk ke sensor dengan memasangkan sebuah atau beberapa (stack) filter ND ( Neutral Density ) . Filter ini akan mengurangi cahaya bberapa kali dari semula ( tergantung level filter ND ) sehingga kondisi banyak cahaya pun akan tampak seperti malam .

High Shutter Speed
·Ini teknik menghasilkan foto dengan kecepatan shutter yang tinggi (nilai rendah) . Kalau yang ini tidak perlu tripod . Cukup dipegang manual oleh kita dan foto yang dihasilkan dijamin tokcer . Teknik ini berguna untuk menangkap sebuah momen yang terjadi . Memberhentikannya tepat di posisi yang kita inginkan . Biasanya digunakan untuk sport , satwa .


Normal Speed
· hehehe ini mah karangan saya sendiri . Maksudnya speed shutter yang biasa digunakan sehari-hari . Di fotografi ada sebuah aturan yang menyatakan bahwa shutter speed ideal untuk menghasilkan gambar yang tajam (tidak blur) adalah minimal sama dengan panjang Fokal dari lensa yang kita gunakan . Misal , kita hendak memotret sebuah obyek dengan panjang Fokal 200mm maka shutter speed yang idealnya adalah 1/200sec . Untuk DSLR dengan crop factor 1,5x (Nikon) maka panjang fokalnya harus dikalikan 1,5 dulu..berarti minimal shutter speed adalah 1/300sec !! Setting shutter speed 1/300sec mudah didapatkan pada siang hari . Malam hari ? jangan harap .. Jadi pinter-pinter lah mencari sikon dan paham setting kamera agar kita mendapatkan shutter speed yang ideal . Itu aja sih intinya .. biar foto yg dihasilkan tidak blur ..
· Eh foto blur tidak selalu jelek lho .. tajam juga tidak selalu bagus . Tergantung anda bos !! sang fotografernya . Jika kebetulan ada ingin meng-invoke sebuah “ketidakjelasan” lewat sebuah foto yg blur .. ya monggo !! asal penikmat foto juga mengerti maksud anda .. ya beres !! Itulah asyiknya fotografi.. UNLIMITED !!! . Tapi untuk kondisi normal kan biasanya orang prefer foto yang tajam dan tidak blur tho ? ya tho ?
· Kaitan dengan Exposure
· Seperti yang sudah saya ulas sebelumnya di Belajar Mengenar Aperture , exposure adalah kemampuan kamera untuk mengumpulkan cahaya yang masuk . Cahaya ini makanannya kamera .. Terlalu banyak foto yang dihasilkan akan terang benderang , terlalu dikit akan kegelapan . Pada umumnya , kita prefer yang tengah-tengah saja . Shutter Speed adalah salah satu dari 3 elemen penentu exposure . Lainnya adalah Aperture ( baca artikel sebelumnya ) dan ISO / ASA . Aperture dan ISO-pun juga bisa di atur dalam kamera , menentukan banyaknya cahaya yang masuk ke kamera .
· Misal kita ingin menangkap momen sebuah artis rocker yang sedang manggung pada malam hari . Namanya rocker suka jingkrak-jingkrak , nah kita ingin menangkap ketika dia lagi jingkrak . Karena malam hari , kamera kekurangan cahaya untuk merekam momen itu . Hemat saya , minimal speed 1/500sec lah .. Untuk mencapai speed sekian kita bisa merubah settingan 2 elemen lain yaitu Aperture dan ISO . Aperture , kita setting nilainya sekecil mungkin (bukaan besar) dan ISO sebesar mungkin . Berdoaaa dan bersyukur agar dapat speed yang kita inginkan . Jika tidak , cari sudut lain yg mungkin memberikan banyak cahaya lebih.. atau ganti kamera / lensa . Kameran / Lensa-lensa profesional dengan Aperture besar biasanya akan menguras kocek anda daleeeeeeem . Dibilangin cahaya itu penting …hehehehe
· Akhir Kata
· Forget the rulez .. .. explore aja kemampuan dari kamera teman-teman sekalian ! Gali inspirasi dari pengetahuan yang sudah ada . Bikin aturan baru .. banyaaak sekali kesempatan untuk berkreatif disini . Learn it and you’ll be better ..

Penggunaan ISO
Umumnya , settingan ISO yang dianjurkan adalah nilai ISO kecil. Noise yg dihasilkan lebih kecil sehingga hasil foto lebih baik apalagi jika berenacana untuk di-print pada ukuran besar. Juga cocok untuk pemotretan landscape / pemandangan dimana noise yg diinginkan seminimal mungkin. Repotnya kalau memotret landscape biasanya pada waktu-waktu dimana justru kurang cahaya : sunrise , sunset atau malam. Mau tidak mau, penggemar jenis foto tersebut harus sedia tripod atau sejenisnya agar bisa menggunakan shutter speed yang lama.
Nilai ISO besar biasanya digunakan untuk kondisi-kondisi kurang cahaya (malam hari atau indoor) dimana setting-an Aperture maupun Shutter Speed sudah mentog. Pada kondisi tersebut , Nilai ISO bisa di naikkan sampai kita memperoleh kecepatan shutter yg ideal. Kenapa tidak menggunakan tripod saja seperti memotret pemandangan ?? well , kalau misalnya obyek foto anda mau diam mematung selama bbrp sec sih bisa saja .. tapi anak saya ga bisa gitu euy . Foto dibawah adalah sample menggunakan ISO paling tinggi pada kamera Nikon D50 saya yaitu ISO 1600. Dapat anda lihat pada bagian bawah foto , dibagian aga gelap tampak butiran-butiran noisenya . Tapi saya harus mengambil foto ini karena momennya bagus . Cahaya seadanya didapat dari cahaya matahari sore yang menerobos masuk. Untuk mendapatkan shutter speed yang cukup agar tidak blur/goyang , dengan DOF yang cukup lebar ( F5.0 ) , saya harus meningkatkan ISO sampai 1600 .

DASAR DASAR FOTOGRAFI





RUANG TAJAM

Ket : perhatikan perbedaan rentang ruang tajam pada ketiga foto diatas. Pada bukaan diafragma besar ruang tajamnya lebih sempit dan demikian seterusnya. Tips : gunakan bukaan besar (angka f kecil) untuk mengisolasi background yang mengganggu gunakan bukaan kecil (angka f besar) untuk pemotretan lanskap
KAMERA

Kamera merupakan alat perekam gambar atawa kotak kedap cahaya. Didalamnya terdapat sebuah lensa yang mampu menerima cahaya dari sebuah objek yang kemudian direkam dengan alat pekat cahaya atau film. Tiga Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam setiap pemotretan, yaitu kecepatan rana, bukaan diafragma, dan penemu jarak atau focus. Kemampuan pemotret menggunakan ketiga kontrol kamera tersebut akan sangat mempengaruhi hasil foto. Kecepatan rana dan bukaan diafragma dapat mempengaruhi pencahayaan dan ketajaman hasil foto. -Kecepatan Rana- Kecepatan rana adalah rentang waktu sebuah rana membuka pada saat pemotretan. Kecepatan rana tinggi – misalnya 1/500 detik-biasanya digunakan untuk membekukan gerakan cepat, misalnya peristiwa olahraga. Sedangkan rana rendah-misalnya 1/15 detik- tidak dapat membekukan gerakan. Walaupun demikian, kecepatan ini masih dapat digunakan untuk memotret benda bergerak menyamping dengan teknik panning. -Diafragma- Bukaan diafragma adalah lubang lensa tempat sinar masuk ke dalam kamera. Besar kecilnya dapat diatur. Besar bukaan diafragma penting untuk mengontrol pencahayaan dan ruang tajam. Bukaan diafragma besar memasukkan lebih banyak cahaya dan memberi ruang tajam yang lebih sempit. Sebaliknya, bukaan diafragma kecil memasukkan sedikit cahaya dan memberi ruang tajam yang luas. Besar bukaan diafragma dinyatakan dalam angka f (kecil) ; disebut pula f stop. Sebagai pedoman, angka kecil menandakan bukaan besar; angka besar menandakan bukaan kecil. Urutan angka diafragma atawa f ini menggambarkan besar bukaan : f:1,4; f:2; f:2,8; f:4; f:5,6; f:8; f:11; f:16; f:22. Setiap bukaan – dari f:22 sampai f:1,4 – meneruskan cahaya dua kali lebih banyak daripada angka f sebelumnya. Angka-angka diafragma tersebut mempengaruhi ruang tajam atau jarak antara objek yang terdekat dengan yang terjauh. -Ruang tajam- Ruang tajam adalah jarak terdekat dan terjauh yang masih berada dalam rentang focus. -Fokus- Fokus adalah pertemuan berkas sinar atau cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan. Fokus juga bisa diartikan sebagai gambaran tajam atau kejelasan suatu objek pemotretan.





Senin, 07 September 2009

Kamera


Apa itu Kamera?
KAMERA DAN ASESORISNYA


KAMERA
Kamera artinya ruang atau kotak, kamera foto yang paling sederhana berbentuk sebuah kotak kedap cahaya yang diberi lubang kecil, kamera ini disebut Pinhole Camera. Sinar yang melalui lubang kecil ini sampai pada dinding belakang. Bayangan yang terbentuk akan terbalik dan sinarnya sangat lemah sehingga jika kita ingin melihatnya dengan jelas (dinding belakang kita ganti dengan kaca buram) kita harus memakai kain kerudung hitam. Kemudian di dinding belakang bagian dalam kita pasang film (seleloid yang diberi lapisan tipis yang peka cahaya).

Jika penutup lubang dibuka maka sinar yang masuk akan mengenai film sehingga terjadi proses kimia yang menjadikan film mempunyai bayangan laten, film ini akan diproses yang disebut pengembangan dengan sejumlah larutan kimia sehingga bayangan laten akan timbul dengan nada yang terbalik.
Pada perkembangan selanjutnya kamera diberi lensa, rana dan jendela pembidik sehingga penggunaannya lebih mudah, lensa digunakan untuk mengumpulkan cahaya kefilm dengan jumlah cahaya yang cukup besar tetapi bayangan yang dihasilkan tetap tajam, rana berfungsi untuk membuka dan menutup agar cahaya yang sampai ke film dianggap cukup, sedang jendela pembidik berfungsi untuk mengamati objek yang akan dipotret.
Makin lama banyak peralatan tambahan yang diberikan pada kamera seperti diafragma, pengokang, pengatur fokus pada lensa dan lain-lain sehingga menjadi kamera yang kita kenal pada saat sekarang ini.
Kamera yang diperkenalkan akhir-akhir ini telah dilengkapi sistem automat seperti auto fokus, auto loading, automat pencahayaan dan sistem elektronik digital dalam pengoperasiannya sehingga pemotret semakin mudah dalam pemotretan walaupun kita harus banyak belajar untuk memahami cara kerja peralatan tersebut.
JENIS KAMERA
Berdasarkan sistem bidiknya kamera dibagi-bagi menurut jenisnya
• View Camera (kamera pengamat)
Jenis kamera kuno, pembidik melihat bayangan objek dari kaca buram (ground-glass) yang langsung ada dibelakang lensa dengan gambar terbalik, setelah difokuskan dengan menggeser-geser bagian lensanya, kaca buramnya ditukar dengan film. Pada versi yang lebih modern sistem pembidiknya diubah dengan penta prisma yang besar.
• View Finder Camera (kamera pembidik)
Jenis kamera poket, sangat praktis penggunaannya, lensa pengamat bidikannya ada atas samping lensa utama,
• Range Finder Camera (kamera penemu jarak)
Penemu jaraknya terdiri dari lensa kecil, disamping lensa pengamat bidikan yang akan menimbulkan gambar kedua dalam bidikan, kamera ini sudah mengunakan gelang fokus di bagian lensanya.
Berdasarkan kedudukan sistem pembidik dan fim kamera dibagi menjadi
• Single Lens Reflex (SLR)
Jenis terpopuler untuk amatir dan profesional, pengamat bidikan ditambah cermin pantul dan penta prisma sehingga bayangan tidak terbalik, kita akan banyak membahas pada jenis kamera ini.
• Twin Lens Reflex (TLR)
Jenis kamera studio, memakai sistem lensa kembar, satu untuk film yang satu lagi untuk pengamat bidikan.
Berdasarkan penggunaan dalam dunia fotografi kamera dibagi menjadi
• Kamera Udara
Digunakan untuk pemetaan bumi, terpasang pada dasar pesawat, film yang digunakan berukuran besar.
• Kamera percetakan (Lithography Camera)
Digunakan untuk membuat pelat cetak, kameranya sangat besar, film yang digunakan berukuran dalam orde puluhan centimeter sampai meter, film yang digunakan jenis ortho film.
• View Camera Plaubel
Digunakan untuk pemotretan arsitektur, kelebihannya terletak pada posisi lensa dan filmyang dapat diubah-ubah sudutnya ( antara film dan lensa tidak sejajar), sehingga perspektif dapat diubah-ubah
• Kamera studio
Digunakan untuk membuat hasil cetak berukuran besar sehingga film harus berukuran cukup besar (6 x 6 cm) untuk menjamin mutu cetak secara maksimal
• Kamera Dalam air
Digunakan para penyelam atau petualang untuk memotet kegiatan atau objek mereka
• Kamera 3-D
Mempunyai 2 lensa, yang membuat sekaligus 2 gambar tiap kali pemotretan, untuk mengamati fotonya harus menggunakan pengamat stereo, sehingga pengamat mendapat kesan melihat objek 3 dimensi
• Kamera Polaroid (Instan Camera)
Kamera langsung jadi ini digunakan untuk membuat pas foto, dunia parawisata, juga digunakan sebagai kamera penolong dalam studio untuk menilai pencahayaan objek
Dan masih banyak lagi pengunaan kamera khusus dibidang pekerjaan lain. Pada perkembangan akhir-akhir ini telah ada kamera yang sistem kerja dan reproduksinya tidak lagi konvensional yaitu seperti :
• Kamera disk
Sarana penyimpanan gambarnya memakai film yang berbentuk cakram (disk), sementara proses pencucian dan pencetakan masih seperti film biasa
• Kamera digital
Kamera ini tidak lagi memakai film sebagai pengambil gambar tetapi diganti dengan alat sensor peka cahaya, sensor ini akan menyimpan informasinya kedalam disket atau ke alat penyimpan memori (RAM), selanjutnya informasi yang berbentuk digital ini diproses melalui komputer dan pencetakanya memakai Thermal Printer .
Berdasarkan format/ukuran film yang digunakan kamera dibagi
• Kamera 126 mm
Ukuran film 28 x 28 mm, filmnya di dalam kemasan cartridge
• Kamera 120 mm
Ukuran film dengan lebar 6 cm
• Kamera 110 mm
Ukuran film 13 x 17 mm, filmnya di dalam kemasan cartridge
• Kamera 35 mm
Ukuran film 24 x 36 mm, filmnya di dalam kemasan kaset
• Kamera 8 mm
Ukuran film 8 x 11 mm, filmnya di dalam kemasan cartridge
BAGIAN-BAGIAN KAMERA SLR
Untuk jenis kamera 35 mm manual dan semi automatik
Bagian atas kamera
- Ring putar pemilih kecepatan rana (shutter)
- Ring putar pemilih kecepatan film (ASA)
- Engkol pengokang film
- Tombol pelepas rana
- Engkol pengulung film + pembuka punggung kamera
- Hot shoe (tempat dudukan blitz)
- Ring putar kompensasi pencahayaan
- Tombol multi exposure (pemotretan ganda)
Bagian bawah kamera
- Tombol pelepas pemutar balik film
- Dudukan Tripot
- Tempat baterai
- Dudukan motor drive
Bagian depan kamera
- Tombol self timer
- Tombol pengukur depth of field
- Tombol pelepas lensa
- Lensa
- Ring putar pemilih diafragma
- Ring putar pemilih fokus
Bagian punggung kamera
- Jendela pengamat
- Tombol cek baterai
- Data back
Bagian dalam kamera
- Penta prisma (prisma segi lima)
- Cermin pantul
- Tirai rana
- Dudukan film dan lidah film
- Sensor cahaya
- Display pengukuran cahaya
Bagian-bagian kamera tersebut-diatas tidak harus sama, bergantung dari merek dan tipe kamera yang kita miliki. Beberapa jenis kamera canggih yang sekarang beredar mempunyai fasilitas seperti display digitalize, blitz fill in, tombol pengunci fokus dan pencahayaan, motor drive, tombol penggulung automat film, tombol fungsi-fungsi pencahayaan (manual, auto, program, aparture priority, speed priority dll).
ASESORIS KAMERA
Perlengkapan lain selain kamera
- Tripod
Penyangga berkaki tiga, digunakan untuk pemotretan dengan kecepatan rana rendah atau untuk kamera besar
- Monopod
Penyangga berkaki satu, digunakan untuk membantu pemotretan agar beban kamera dan lensa tidak terlalu berat.
- Filter
Semacam kaca yang ditaruh di depan lensa untuk membuat efek-efek tertentu atau membantu hasil pemotretan sehingga sesuai dengan yang diinginkan.
- Tudung lensa (Lens Hood)
Tudung yang diletakkan didepan lensa untuk menghalangi kemungkinan masuknya cahaya yang tidak diinginkan.
- Lampu kilat (Blitz atau Flash)
Merupakan pencahayaan buatan untuk membantu pemotretan jika cahaya alam kurang mendukung.
- Kabel pelepas rana (Cable release)
Alat bantu untuk menekan tombol pelepas rana agar tidak terjadi goncangan pada saat menekan.
- Adapter Ring
Ring tambahan yang diletakkan antara body kamera dan lensa untuk menyesuaikan antara dudukan lensa dan dudukan kamera.
- Lens Converter
Semacam ring tambahan yang gunanya untuk memperpanjang jarak fokus lensa.
- Adapter mikroskop
Sejenis adapter ring, tapi dibuat untuk menyambung antara body kamera ke mikroskop.
- Auto Belows
Belalai penghubung antara body kamera dengan lensa untuk pemotretan makro.

Label: